Monday, August 17, 2009

Goodbye for now.. :)

Well, jujur aja aku juga ga ngerti kenapa ngelakuin ini.. Tapi aku mutusin buat nulis di blog baru ^^

Tryin' to be someone new.. Someone better.. Jadi aku mutusin buat mulai semua dari 0 lagi.. :3

Jadi... aku bakal ninggalin blog ini n ga bakal ngisi lagi.. N bakal pindah ke blog baru.. Alamatnya masih di blogger kok, ga jauh-jauh.. :P di http://badfatcat.blogspot.com/

Kalo ada waktu, mampir aja.. ^^ ehehehe..

Well, that's all for now.. jya~ne! ^w^




Sincerely,
Bena NDR

Thursday, March 05, 2009

Marble

What's your everyday song? Lagu yang selalu kau senangdungkan? Lagu yang sedang sering menemani hari-harimu dan bertengger di Winamp playlist-mu? Hehehe.. Kalo ada yang tanya ke aku, aku bakal jawab: MARBLE!!! ^w^


Marble terdiri dari duo Micco (vocals) dan Kikuchi Tatsuya (guitar & kawan2). Album mereka yang pertama, “虹色ハミング” (Nijiiro Humming, Rainbow-colored Humming), cukup menggambarkan seperti apa genre musik mereka. Bisa dibilang kalo dengerin lagu-lagunya Marble, serasa kayak lagi liburan di daerah peternakan di sudut kota yang jauh dari keramaian. Kalem, tenang, dan damai.

Natural, calm, dan organic. Itu kata-kata yang sering digunakan untukmenggambarkan lagu mereka. Walo kalem, lagunya tidak membosankan. Bisa diliat dari liriknya yang penuh warna. ^w^ Intinya, disarankan untuk dicoba kalo lagi penat. ;)

Well, that's all i guess. :P



Sincerely,


Bena NDR

Tuesday, March 03, 2009

Meilleur ami

Okay... ga kerasa udah lama banget aku ga ngisi blog ini.. mungkin udah berbulan-bulan ga nulis.. Sempet sih nulis, tapi di blog yang lain, tapi itupun berhenti di tengah-tengah.. Hehehe.. Sekarang lagi niatan mau nulis lagi.. Latian nulis! >w<

Selama masa-masa vakum itu, udah banyak kejadian yang kualami.. Mulai dari sekarang aku udah masuk ke semester 2 di MBA.. Terus mulai menggila.. Dapet temen-temen baru dari Semarang.. Melihat kembali ke masa lalu.. Sampai kepergian Atri ke Korea.. Banyak yah yang udah kualamin..? hehehe...

Ga kerasa, sekarang Atri udah pindah ke Korea.. ke kota tempat mas-mas ganteng.. Padahal kayaknya baru kemarin masuk S1 DKV n kenalan ma Atri.. n sekarang dia udah berangkat keluar untuk mengejar cita-citanya : menonton konser Arashi di Jepang.. (kok ga nyambung yah? ^^;) Hehehe.. becanda.. :P

Yah, well.. Aku cuman bisa mendoakan dari jauh.. Semoga bisa sukses di sana.. Dan tercapai cita-citanya melihat Mas Jun secara langsung. ^w^ Gegegege..

Ganbatte-ne, Onee-chan! Gonna miss u! ^w^



Sincerely,

Bena




PS:sumpah suratmu nyebelin, Tri! Bikin nyaris nangis! Awas lo kalo ntar nggak beliin uchiwa-nya Mas Jun ama Sho! Hehehe.. Xp



Gonna miss these days.. ^w^

Thursday, September 04, 2008

Blue Sky


Akhir-akhir ini jadi sering mikir...

Aku selama ini hidup dengan selalu melihat ke atas.. Nggak pernah melihat ke bawah.. Selalu ngerasa ga puas.. Selalu ngebanding-bandingin ama orang lain.. Nggak pernah pede.. Nggak pernah tenang.. Emosional terus.. De el el.. De el el.. Intinya kayaknya idup tuh susaaaah banget.. Nggak pernah ada senang-senangnya..

Kadang aku ngeliat sekeliling, banyak juga keluhan dari teman-temanku seperti yang kualami. Mulai dari keluhan mengenai keluarga mereka, iri pada teman lainnya, ataupun cuman sekedar luapan emosi. Kalo diliat kayak gitu, rasanya hidup susah banget yah?

Tapi kalo relax sebentar, duduk, dan melihat lagi semuanya.. rasanya jadi mikir.. Apa iya kalo hidup itu harus selalu dipenuhi dengan semua perasaan itu..? Perasaan envy, ga pernah puas, rendah diri, etc..etc.. Dan.. apa aku memang sebegitunya..? Kayaknya nggak mungkin deh Allah ngasih kita cobaan sedemikiannya sampai membuat kita tidak suka dengan hidup kita, diri kita, ataupun semua yang ada di sekeliling kita.

I know, omonganku terdengar munafik atau terlalu naif.. But that's what i'm thinking right now. Setelah kupikir lebih dalam, my life is not that bad. ^w^

Aku punya orang tua yang kusayangi (yang sering membuatku bahagia, tapi kadang juga membuatku sebal dan berpikir kenapa aku punya orang tua seperti mereka. But then again, tanpa mereka aku nggak bakal ada di dunia ini. And I thank them for that. From deep of my heart. :'3 and i know, i still love them. Whatever happens.. ;p), keluarga yang kusayangi (dan kadang kusebelin.. well, namanya juga hubungan. pasti ada ups n downs kan? ;p ), ada pacar yang setia menemani (walau kadang-kadang berantem.. but then again, itukan namanya 'bumbu' dalam hubungan), ada teman-teman di sampingku (yang selalu menemani saat susah maupun senang, menghibur, ataupun memaki kalo aku berbuat salah :3), maupun orang-orang yang tidak menyukaiku (well, tidak suka juga salah satu bentuk dari perhatian loh. N don't forget, suka dan benci hanya dibatasi sebuah garis tipis saja ;p). Dan beberapa orang yang dulu kusebelin (dan sebal padaku) pun bisa ku convert jadi temanku.

See..? Hidup tidak semenyedihkan itu. :)

And finally, i decided that i love myself! I love my parents! I love my family! I love my boyfriend! I love my friends! and most of all, I love my life!



Sincerely,

Bena



PS : for anyone who hated me that much, i'm teribbly sorry. But thank you for making my life more merrier. ;p

Friday, July 11, 2008

Dandelion



Dulu, waktu aku masih SMA, aku selalu mikir, abis kuliah beres pengen kerja sebentar, terus nikah n punya anak dengan orang yang kucintai. Terdengar simpel banget dan sangat mudah dilakukan. Terutama bagian yang punya anaknya. Punya anak kan tinggal ngelakuin 'itu' ama suami, terus nunggu 9 bulan dan lahirlah anak. Yup, that simple.

Seiring perjalanan waktu dan berbagai pengalaman yang kualamin (dari mulai kuliah PSSR dengan Ibu Ifa dan Pak Primadi yang membahas mengenai anak-anak dan gaya lukisan mereka, mengajar di Pipilaka, sampai melihat contoh di sekelilingku), akupun mengerti. Untuk menikah dan mempunyai anak tidaklah semudah yang aku bayangkan.

Dimulai dari menikah.

Menikah itu lumayan simpel. Find the one you love and ask him to be your husband. Well, umumnya pasti akan mengatakan bahwa menikah tidak semudah itu karena banyak yang harus diurus dari kebaya sampai pemesanan gedung resepsi, etc, etc. Yah, well, setelah lama berpikir, ternyata nggak sesimpel itu juga.. Dan bukan gara-gara harus mengurus kebaya dan kawan-kawannya. Tapi karena hal lain.

Melihat berbagai pasangan di sekelilingku yang dulunya berkata "we love each other and we'll never separate", tapi akhirnya bercerai (kalo nggak percaya, coba liat gosip selebritis. paling nggak pasti ada yang ribut soal harta atau mau cerai dll) , dan melihat contoh pasangan yang masih bisa bertahan setelah 50 tahun pernikahan (yup, masih ada kok yang bisa bertahan seperti itu). Ternyata untuk menikah tidaklah semudah itu. Yah, aku sendiri juga belum pernah menikah, jadi nggak tau juga.

Tapi dari pengalaman yang diceritain oleh orang-orang terdekatku, untuk menikah, tidak bisa cuman bermodal cinta dan impian-impian semata. Karena pernikahan adalah penggabungan 2 pribadi yang berbeda menjadi satu. Pasti akan ada konflik sekecil apapun. Dan tanpa komitmen dan komunikasi yang kuat, pernikahan yang langgeng akan sulit dijalankan. Selain itu, mereka juga harus memiliki kesadaran bahwa dengan menikah, mereka sudah menandatangani kontrak sebagai suami dan istri di mana mereka tidak bisa lagi menekankan ego mereka masing-masing.

Pfiew... Bahasanya berat euy..

Next punya anak.

Kalau kata orang tuaku, untuk punya anak tidak semudah ngelakuin 'itu'. Ketika kita mau punya anak, kita harus sudah mempunyai konsep. Waktu denger kata-kata itu, aku sempet bingung. Mau punya anak aja repot. Kayak ngerjain tugas DKV aja musti bikin konsep segala. Tapi ternyata ada penjelasan yang lumayan mendalam di balik itu.

Ketika kita mau punya anak, kita harus memikirkan bagaimana membesarkan anak tersebut. Dimulai dari bagaimana memberinya makan, bagaimana membesarkannya, bagaimana merawatnya, menyekolahkannya sampai dewasa, dll. Kita tidak bisa semata-mata membuat anak saja tanpa memikirkan bagaimana mau membiayai anak itu hingga dewasa. Masak mau dikasih makan batu?

Repot? Namanya juga punya anak. :)

Last membesarkan anak.

Untuk yang ini aku sendiri masih bingung. Aku belum bisa menemukan kira-kira apa yang bisa jadi pegangan. Tapi dari apa yang kulihat selama ini, paling nggak ada satu hal yang bisa dijadikan pegangan. Kita harus selalu 'dekat' dengan anak kita. Bukan hanya dekat fisik, tapi dekat secara perasaan. Banyak anak-anak sekarang ini dibesarkan bukan oleh orang tua mereka, melainkan oleh babysitter. Efeknya, mereka cenderung menjadi 'anak babysitter' dibandingkan anak orang tua mereka. Dan akibatnya, mereka jadi cenderung tidak memiliki respek pada yang lebih tua.

Fuwah... memang tampaknya repot. Tapi yang penting adalah komitmen. Komitmen untuk hidup bersama pasangan kita, komitmen untuk mempunyai anak, dan komitmen untuk membesarkan anak kita.

Sincerely,

Bena

Thursday, July 03, 2008

Kittens


Fuah.. it's been a hard days night for me these 3 days.. Ngajar di acara liburan yang diadain ama tempatku ngajar. Tapi selama ngajar di sana, ada beberapa hal yang kupelajari. Salah satunya adalah : There's no kittens alike.

Selama aku kerja jadi pengajar di tempatku kerja sekarang ini, aku udah sering bertemu dengan berbagai macam kitten yang berbeda-beda. Ada yang penurut, ada yang rebel, ada yang dimanja ama orang tuanya, ada yang special need, ada juga yang tidak mendapat perhatian dari orang tuanya. Dalam beberapa kasus, anak-anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya bakal cenderung menjadi anak yang pemberontak dan bandel dan agak mengacau di kelas.

Nggak jarang beberapa anak yang awalnya pendiem menjadi ramai setelah beberapa lama belajar di tempatku. Jadi mikir.. apakah anak-anak yang kulihat pada saat aku mengajar itu sama dengan apa yang mereka tampilkan dengan diri mereka yang di rumah, di depan orang tua mereka? Jika tidak, yang manakah diri mereka yang seungguhnya? Kadang itu memberikan tanda tanya besar di benakku. =w=

Kadang bingung juga harus bagaimana... But then again.. No kittens alike.. Dan aku memang masih harus belajar untuk menjadi pengajar yang baik dan sabar.. ha ha ha..

Then again... saya mungkin cuman meracau..




Sincerely,
Bena